Audio Bumper

Thursday, January 25, 2018

Hari Kusta Sedunia: Dinkes gelar aksi Pantomim


Dunia Promosi Kesehatan

Minggu pagi nanti ada yang unik di Alun -Alun Hanggawana Slawi. Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal kali ini akan menggelar aksi seni pertunjukan (performing art) berupa Pantomim dan monolog.


"Pantomim akan mulai beraksi sekitar jam 7 pagi berjalan mengitari Alun-alun, lalu sesekali melakukan aksi monolog di titik-titik tertentu, dan berakhir di panggung permanen Alun-Alun Hanggawana, Slawi" papar Teguh Triyono, koordinar aksi dari Tim Kreatif Dinkes ditemui di kantornya Kamis (25/1).

"Kali ini kita akan menggabungkan seni Pantomim yang bisu dengan seni Monolog yaitu seni peran yang hanya butuh satu orang untuk melakukan adegannya" ujarnya.
Tim kecil pertunjukan yang dibentuk dr. Hendadi Setiaji, M.Kes selaku Kadinkes itu akan menggelar aksi selama 1 jam dalam rangka Peringatan Hari Kusta sedunia. Hari Kusta sedunia diperingati pada hari Minggu terakhir setiap bulan Januari. "Tahun ini tema kita adalah Perkuat komitmen politik dalam penanggulangan kusta dan penghapusan stigma" ujar Hendadi.

Hendadi menambahkan "Pantomim itu akan mengekspresikan diri sebagai penderita kusta yang sudah terlanjur menderita cacat". Cacat dalam Kusta bisa berupa tidak bisa menutup kelopak mata dengan rapat, telapak tangan atau kaki yang mati rasa dan jari yang kiting atau kelainan bentuk. 

Data Dinas Kesehatan Kab. Tegal menyebutkan tingkat cacat kusta di Kabupaten Tegal masih tinggi yaitu 11 persen dengan target seharusnya 5 persen. Sementara kasus kusta pada anak sebanyak 7 persen dengan target kurang dari 5 persen.

"Itu artinya kita masih terlambat menemukan kasus kusta" terang Hendadi. Untuk itu masyarakat dihimbau untuk ikut waspada terhadap gejala kusta. Banyak penderita yang menganggap bercak kulit yang mati rasa itu bukan masalah, dianggapnya panu, padahal itu tanda utama kusta. Mereka baru mengunjungi petugas kesehatan setelah terjadi cacat kusta. Kasus yang "tersembunyi" inilah yang diam-diam menularkan pada anggota keluarga terdekat seperti anak-anak yang rentan daya tahan tubuhnya.

Jika terlambat menemukan kusta lebih dari 6 bulan maka resiko kejadian cacat bisa permanen. Untuk penanganan kasus komplikasi kusta dan rekonstruksi cacat Pihak Dinas Kesehatan selama ini kerjasama dengan Rumah Sakit Kusta Donorojo, Kelet, Jepara.

Jumlah Kasus kusta baru selama tahun 2017 di Kabupaten Tegal berjumlah 208 kasus atau 1,45 /10.000 penduduk. Kabupaten Tegal termasuk 5 besar Kabupaten dengan kasus kusta terbanyak di Provinsi Jawa Tengah. Indonesia sendiri peringkat 3 dunia setelah India dan Brazil untuk total kasus baru penyakit ini.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Micobacterium Leprae ini kadang menimbulkan stigma yang buruk di masyarakat. Seringkali, penderita kusta dikucilkan (deskriminasi) karna dianggap penyakit kutukan yang tidak bisa sembuh dan sangat menular. Padahal kusta bisa sembuh total dan tidak menularkan lagi jika berobat teratur. Untuk menularnya butuh waktu kontak erat bertahun-tahun. "Petugas Puskesmas biasa berjabat tangan dan kontak selama mengobati, tak masalah, apalagi kekebalan tubuh kita baik, tidak perlu takut dengan pasien kusta" tambah Hendadi.

Hanya saja cacat yang sudah terlanjur permanen kadang membuat penderita merasa malu dan rendah diri dalam hubungan sosial yang akhirnya tidak produktif. Pemerintah Daerah melalui Dinas Sosial juga terus berupaya memberdayakan OYPMK (Orang Yang Pernah Menderita Kusta) yang menderita cacat dengan berbagai pelatihan kerja. Mereka tergabung dalam Difable Slawi Mandiri.

“Intinya Pemerintah Daerah terus berkomitmen agar kusta tidak menjadi penyakit yang bermasalah di Kabupaten Tegal dengan menurunkan kasus kusta sampai degan kurang dari 1 per 10.000 penduduk namun sangat butuh peran aktif masyarakat untuk menemukan kasus lebih dini agar mencegah kecacatan dan mencegah kasus pada anak, berobat teratur, dan jangan kucilkan penderita melainkan justru memberinya semangat untuk hidup" tandas Hendadi.




1 comment:

  1. Pemahaman yg baik tentang penyakit kusta akan membuat kita bijak menyikapinya...

    ReplyDelete