Audio Bumper

Wednesday, June 16, 2021

SILANTOR: Sistem Informasi Surveilans dan Vektor

Bagaimana memantau keberadaan vektor penyakit di sekitar kita? Sebuah sistem informatika dibuat oleh Kementerian Kesehatan RI, bernama "SILANTOR" (Sistem Informasi Surveilans dan Vektor). Salah satu kegunaan sistem ini adalah untuk memetakan keberadaan dan situasi vektor nyamuk penyebab Demam Berdarah. Angka Bebas Jentik (ABJ) yang selama ini menjadi salah satu indikator kinerja DBD di Puskesmas akan bisa dipantau dalam sistem informasi ini. ABJ adalah prosentase rumah yang bebas jentik di antara rumah yang diperiksa. Standar ABJ adalah lebih dari 95%, yang menandakan bahwa lingkungan tersebut beresiko atau tidak untuk terjadinya penularan kasus Demam Berdarah dilihat dari keberadaan jentik nyamuk penular DBD di situ. ABJ bisa didapatkan dari kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE), pemeriksaan jentik berkala oleh petugas/kader, inspeksi sanitasi lingkungan (program kesling), pendataan PHBS dan Survey Mawas Diri (program Promkes).




    
Dengan mengundang narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Kamis, 20 Mei 2021, bertempat di Koperasi Bhakti Husada Slawi, sejumlah 29 petugas program DBD Puskesmas di wilayah Kabupaten tegal menerima sosialisasi SILANTOR tersebut. Sistem ini beroperasi menggunakan jaringan internet. Keberadaan vektor nyamuk penular DBD/malaria dilaporkan setiap bulannya. Dari sistem ini kita bisa mendapatkan hasil keluaran berupa mapping vektor, ABJ, dan grafik dalam bentuk PDF atau tampilan web.





Untuk masuk ke sistem ini, petugas Puskesmas bisa menuju ke www.silantor.kemkes.go.id lalu memasukkan ID dan password yang telah disediakan. Pertama kali yang perlu dilakukan adalah mengedit master data. Berupa nama desa dalam wilayah Puskesmas tersebut, beserta ordinat GPS-nya. Menu tersebut ada pada "Master data", "Wilayah Kerja Puskesmas". Untuk menambahkan ordinat posisi GPS (Latitude, Longitude), petugas bisa mencarinya di https://www.google.co.id/maps. Petugas bisa mencari titik penanda GPS tiap desa dengan mencari balai desanya. Klik kanan pada point balai desanya, pilih "Ada apa di sini?" akan muncul ordinat Latitude (Utara, dengan angka negatif), dan ordinat Longitude (Barat). Angka ordinat inilah yang di-copy-kan ke sistem SILANTOR agar dapat membentuk mapping.



Untuk proses pengumpulan data, sebenarnya bisa dilakukan dengan offline maupun online. Secara online, dapat melaluji menu "Tambah data", di sini petugas bisa mengisi data tanggal berapa, desa mana, jumlah rumah yang diperiksa, jumlah rumah yang positif jentik. Lalu tekan "Submit" untuk entry data. Dari data inilah akan bisa dipantau ABJ tiap desa, Puskesmas dan Kabupaten. Semoga dengan adanya sistem ini, akan membantu program pencegahan dan pengendalian DBD di Kabupaten Tegal.

Petunjuk manual SILANTOR ada disini: https://app.box.com/s/9mrm7op8svx8g0d0beqibgdzfqkrszaa

No comments:

Post a Comment