Audio Bumper

Thursday, April 23, 2020

Efektivitas pemeriksaan kontak erat kusta

Di manakah kita bisa menemukan pasien baru kusta? Maka kontak erat-lah jawabannya. Kontak erat pasien kusta adalah orang yang sering bertemu dengan penderita kusta yang belum diobati, minimal 20 jam per minggu. Merekalah yang paling beresiko terpapar penularan kusta. Berikut ini siapa saja yang termasuk kontak erat pasien kusta:


1. Kontak serumah
Ini bisa dibilang paling beresiko, yakni di mana pasien berdomisili secara tetap. Kontak serumah mengalami paparan lebih dari 3 jam sehari dengan penderita. Itulah mengapa masyarakat awam menduga penyakit ini seperti keturunan. Dulu orang tuanya kena kusta, kini anaknya juga menderita kusta. Kejadian ini sebenarnya disebabkan karena tingginya instensitas keluarga bertemu penderita secara terus menerus dalam rumah, bukan keturunan genetika.

2. Kontak kerja 
Waspadai pula kontak kerja. Dalam sehari kita bertemu dengan rekan kerja minimal sekitar 7 jam. Inilah mengapa kontak lingkungan kerja masuk dalam resiko penularan.

3. Kontak sosial/ sepermainan
Bagi penderita tertentu, mereka memiliki dunia pergaulan atau pertemanan dengan orang-orang tertentu yang kerap ditemui, bahkan hampir setiap hari. Meskipun bukan tetangga, bukan pula rekan kerja.

4. Kontak tetangga
Penularan kusta yang terjadi melalui pernapasan dalam radius 5 meter memungkinkan tetangga penderita juga masuk dalam resiko paparan penyakit ini. Tetangga yang terdekat dari rumah kasus utama akan terlebih dahulu menjadi prioritas sasaran pemeriksaan kontak erat kusta daripada yang rumahnya lebih jauh.

Di luar faktor frekuensi dan durasi pertemuan dengan penderita, tentu ada faktor lain yang menentukan apakah kontak pasien tersebut akan tertular atau tidak. Angkanya, dari 100 orang yang terpapar, 95 diantaranya tidak akan tertular karena kekuatan antibodinya. Sisanya, 3 orang akan tertular namun sembuh dengan sendirinya, dan akhirnya hanya 2 orang saja yang akan tertular sakit dan butuh pengobatan untuk bisa sembuh. 

Pemeriksaan kontak erat kusta dilakukan setidaknya 5 kali, yaitu:

1. Pada saat awal penemuan kasus baru kusta

Begitu ada pasien kusta baru ditemukan, kita melakukan pemeriksaan kontak erat. Tujuan kegiatan ini ada 2 yaitu mencari kemungkinan adanya penderita tambahan lain dan mencari kemungkinan si penular.   

Dalam permeriksaan di awal penemuan kasus baru ini, perlu dilakukan tracking siapa saja kontak eratnya, di mana dan dengan siapa sajakah pasien domisili, bergaul, kerja, bermain, berhubungan dalam rentang waktu 2-5 tahun yang lalu.

Ingat, ada masa inkubasi ini yang harus menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan siapa kontak eratnya. Kita fokus ke orang yang kontak intens dengan pasien pada 2-5 tahun yang lalu itu karena kemungkinan terbesar di saat-saat itulah pasien ini tertular.

Saat mencari tambahan kasus serupa, bisa disisir melalui siap sajakah yang menjadi kontak dari si penular (jika si terduga penular sudah ditemukan). Misalkan, ditemukan riwayat ternyata 3 tahun yang lalu penderita baru ini tinggal bersama dengan pamannya di desa sebelah. Maka, perlu ditanyakan dengan siapa lagi saat itu dia tinggal. Jika saat itu mereka tinggal bersama orang lain misalnya dengan keluarga pamannya itu, maka perlu dilakukan pemeriksaan adakah kasus tambahan pada keluarga pamannya itu.         

2. 2-5 tahun setelah ditemukan pasien kusta tersebut.

Tujuan pemeriksaan kontak erat setelah 2-5 tahun kemudian, adalah untuk menemukan adakah kasus yang tertular oleh indeks kasus (kasus utama) tadi. Dasar pemikirannya adalah indeks kasus tadi bisa saja sudah menularkan ke kontak eratnya sebelum diobati MDT. Jika rata-rata masa inkubasi kusta adalah 2-5 tahun, maka tahun 2020 ini dilakukan pemeriksaan pada kontak erat pasien kusta yang ditemukan pada tahun 2014-2017.

Jika dihitung, 2014-2017 adalah 3-6 tahun jaraknya dari tahun 2020. Mengapa bukan kontak erat pasien yang ditemukan di tahun 2015-2018? Hal ini diperhitungkan karena agar yang diperiksa adalah kontak erat yang benar-benar sudah genap melewati rata-rata masa inkubasi (2-5 tahun). Jika ada pasien yang ditemukan di akhir tahun 2015, dan pemeriksaan kontak eratnya dilakukan di pertengahan tahun 2020, maka dia belum genap melewati 5 tahun. Atau jika ada pasien kusta yang ditemukan di akhir tahun 2018, dan pemeriksaan kontak eratnya dilakukan di pertengahan 2020, maka dia belum genap 2 tahun.  


Hambatan pemeriksaan kontak erat kusta

Hambatan yang paling sering dijumpai adalah ketika tidak semua kontak erat bisa dijumpai pada saat pemeriksaan. Petugas Puskesmas melakukan kunjungan ke rumah indeks kasus pada jam kerja, dan beberapa kontak eratnya juga sedang bekerja sehingga tidak bisa ditemui. Kalaupun hanya berpesan untuk memeriksa bercak secara mandiri oleh keluarga, efektivitasnya masih diragukan apakah mereka benar mau memeriksanya. Meskipun hal ini sedikit bisa terbantu dengan adanya form cari bercak yang secara tanggungjawab moral diserahkan kepada kepala keluarga dan ditagih kembali oleh kader keesokan harinya.

Hambatan lain adalah kurang intensifnya pemeriksaan petugas saat pemeriksaan kontak erat. Puskesmas hendaknya melakukan pemeriksaan ini dengan minimal 2 petugas, laki-laki dan perempuan. Pemeriksaan adanya bercak hendaknya dilakukan dengan benar-benar secara inspeksi. dengan membuka pakaiannya. Tidak hanya bertanya, "Apakah ada bercak yang ada di tubuh Anda?" Artinya, data yang didapat haruslah data objektif bukan subjektif. Apalagi jika pertanyaan itu ditujukan kepada seseorang tentang kondisi kulit anggota keluarganya tanpa dia melihat langsung  secara pasti kondisi kulitnya. Misalkan dengan bertanya, "Kira-kira anak Anda yang sedang sekolah itu ada bercaknya tidak ya, Pak?" Pasti validitas datanya tidak bisa kita andalkan.



Hasil pemeriksaan kontak erat kusta di Kabupaten Tegal pada tahun 2018 dan 2019 menemukan sejumlah kasus baru. Kontak erat dari kasus temuan lama yang diperiksa, baru difokuskan pada kontak pasien MB lama. Sementara untuk pemeriksaan kontak erat kasus baru, adalah pada kontak erat pasien kusta baru semua tipe (PB dan MB)

Tahun 2018, ada 6875 kontak erat yang diperiksa, dari 688 penderita kusta tipe MB yang ditemukan tahun 2012-2015 (50% dengan asumsi 20 kontak erat tiap indeks kasusnya). Dari situ ditemukan 19 kasus baru (0,27%). Sementara pemeriksaan pada 2084 kontak erat dari 132 kasus baru yang ditemukan berjalan di tahun 2018, mendapat temuan 7 kasus baru (0.33%)

Pada tahun 2019, dilaporkan ada 10.036 kontak erat yang diperiksa, dari 776 penderita kusta tipe MB yang ditemukan tahun 2013-2016 (64.6% dengan asumsi 20 kontak erat tiap indeks kasusnya). Dari kegiatan itu ditemukan 16 kasus baru kusta (0,16%). Sementara pada 178 penderita baru temuan tahun itu, pemeriksaan kontak erat dilakukan pada 2383 orang dan mendapat temuan kasus baru sejumlah 7 orang (0.29%).
  

Artikel ditulis oleh: Bagus Johan Maulana, SKM
Wasor Kusta Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah