Audio Bumper

Wednesday, August 28, 2024

Laporan stok logistik Malaria bulanan di SISMAL versi 3



Laporan ini dilaporkan oleh semua fasyankes di kabupaten Tegal (29 puskesmas dan 11 Rumah Sakit) pada sistem SISMAL versi 3, setiap akhir bulan dengan tahap sebagai berikut:

2. Masuk ke akun fasyankes masing2 dengan username dan password sebagai berikut:


3. Klik ikon Logistik Fasyankes >> input stok


4. Isi stok setiap akhir bulan untuk 4 logistik: 
- DHP (Tablet)
- Primaquin (Tablet)
- Artesunat injeksi (vial)
- RDT (test)
Minimal yang harus terisi adalah 4 logistik tersebut untuk bisa terekap datanya. Jika tidak ada stok di fasyankes, isi dengan angka NOL (0)



5. Hasil entryan logistik adalah sbb:
 


Wednesday, July 31, 2024

Laporan Zero report bulanan Frambusia online

Paska Tegal mendapatkan sertifikat bebas frambusia, kita masih harus mempertahankan dan membuktikan bahwa memang benar tidak ada frambusia di kabupaten Tegal, dengan cara melaporkan secara online laporan zero report melalui link: https://bit.ly/frambusiaonline2024 . Laporan ini maksimal tanggal 5 setiap bulannya.

Kode fasyankes untuk entri data tersebut adalah sbb:
 

Wednesday, July 3, 2024

Indikator Kinerja Puskesmas DBD terbaru



Penilaian Kinerja Puskesmas program DBD mulai tahun 2022, melalui indikator sbb:

1. Insiden Rate (IR)
Angka kejadian DBD dalam setahun, targetnya < 10 per 100 ribu penduduk. IR dihitung dengan periode waktu 1 tahun. Jika mau menghitung per semester, maka target per semester adalah <5 per 100 rb penduduk.

2. CFR (Case Fatality Rate)/ Angka Kematian
Target <2%dari kasus DBD

3. ABJ (Angka Bebas Jentik)
Rumusnya:
Jumlah rumah yang bebas jentik   x 100 %
Jumlah rumah yang diperiksa

Targetnya ABJ >95%

Thursday, June 27, 2024

Zero Report penemuan kasus Malaria di SISMAL 3

Laporan zero report adalah laporan aktif surveilans yang menandakan kita memiliki sistem pengamatan pada sebuah penyakit meskipun tidak ditemukan adanya kasus. Dalam program malaria ada SISMAL (Sistem Informasi Surveilans Malaria) yang dilaporkan melalui website. Laporan Zero report malaria melalui e-sismal dilaporkan maksimal tanggal 5 bulan berikutnya, oleh semua fasyankes jika dalam bulan tersebut tidak ditemukan kasus. Jika ada kasus yang ditemukan dan dilayani di fasyankes tersebut, maka tidak perlu melaporkan laporan zero report.
Berikut ini caranya:

2. masukkan ID dan password fasyankes:



3. Master data>Zero report>Tambah data zero reporting



4. Isi datanya, simpan, selesai
 



Friday, June 14, 2024

Monday, May 27, 2024

usernama dan password Laporan online SISMAL Malaria

https://sismal.kemkes.go.id/




Pedoman terbaru DBD Malaria 2024

1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/9845/2020 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA INFEKSI DENGUE PADA DEWASA

2. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4636/2021 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA INFEKSI DENGUE ANAK DAN REMAJA

3. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR HK.01.07/MENKES/556/2019 TENTANG PNPK TATA LAKSANA MALARIA

4. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2022 TENTANG PENANGGULANGAN MALARIA

Friday, May 24, 2024

Berapa sih ABJ Puskesmasmu?



Indikator Kinerja Puskesmas program DBD salah satunya adalah ABJ (Angka Bebas Jentik). Ini harus terpantau dan terhitung selalu, dengan target ABJ >95%. Satu-satunya rekapan data yang kita miliki adalah di silantor.

Kamu bisa masuk dulu ke www.silantor.kemkes.go.id dengan ID dan password yang telah disediakan:



Jika sudah memasukkan ID username dan dan password kok sulit, halaman perlu direfresh. Lalu kamu masuklah ke https://silantor.kemkes.go.id/report-screening, pilih Puskesmasmu, pilih periode yang mau dilihat rekapannya, lalu pilih mau ditampilkan dalam web/pdf/excel, tekan submit. 
Saya sarankan dalam bentuk Excel agar bisa kita edit. Akan muncul rekapan data yang selama ini kamu entry. 

Cara menghitung ABJ-nya adalah sebagai berikut :
Jumlahkan semua jumlah rumah yang diperiksa.
Jumlahkan semua jumlah rumah yang positif jentik Aedes.

Lalu hitung House Indeks (HI):
Jlh rumah positif jentik   x 100 %
Jlh rumah diperiksa

ABJ adalah 100% - House indeks

Tuesday, April 9, 2024

Efek samping MDT





Friday, March 15, 2024

PANDUAN PENGUMPULAN SAMPEL JENTIK NYAMUK (DBD) UNTUK UJI RESISTENSI

1.    Pemilihan lokasi 2 puskesmas @2 desa atau lebih, berdasarkan kasus DBD tinggi dan sering difogging

2.    Jumlah rumah yang disurvei setiap desanya sekitar 25 rumah. Tiap desa mencari 100 jentik nyamuk.

3.    Survei jentik dilakukan di kontainer dalam rumah saja

4.    Kader mengisi pada formulir survei jentik (bisa untuk menghitung ABJ, CI)

5.  Jentik nyamuk yang ditemukan diambil sebanyak-banyaknya (semua kontainer/tempat penampungan air yang ada jentiknya diambil semua). Diwadahi pada ember plastik/wadah lain yang dibawa kader. Lalu dengan menggunakan pipet, pilih jentiknya (larva) saja masukkan ke dalam botol mineral. Pupanya (kepompong) tidak perlu diambil biar tidak jadi nyamuk di lapangan. Pupa dibuang ke tanah yang terkena sinar matahari supaya mati.

6.    Target jentik yang dikumpulkan se Kabupaten Tegal estimasi 300-400 ekor

7.    Jentik yang diperoleh dijadikan satu per lokasi (desa). Kalau jentiknya banyak bisa diwadahi > 1 botol. Diberi label nama desanya pada botol. Airnya separo botol


8.    Jentik nyamuk diantar ke Balai Labkesmas Banjarnegara sehari setelah pengumpulan jentik.


Diisi air separo botol dari tempat penampungan air yang ditemukan jentiknya


Friday, March 8, 2024

Tentang Fogging


Friday, March 1, 2024

Tuesday, February 27, 2024

Rumus perhitungan rifampisin untuk kemoprofilaksis

Berikut ini software untuk membantu perhitungan kebutuhan Rifampisin untuk Kemoprofilaksis

 

Silahkan download rumus softwarenya di sini: https://app.box.com/s/22bbutoi2jiehjflizr8kj4aikckf9o1

Tuesday, February 13, 2024

Software Sistem Informasi Kemoprofilaksis Kusta

SIKK terbaru untuk Kemoprofilaksis 2024. Download di sini

Saturday, February 10, 2024

kalender mingguan epidemiologi tahun 2024

Kalender mingguan epidemiologi adalah suatu sistem perhitungan minggu dalam kalender selama setahun. Dalam satu tahun ada 52 minggu, termasuk minggu ke berapakah hari ini? Pertanyaan itu akan terjawab dalam kalender mingguan epidemiologi. Download excelnya di sini.

Tuesday, February 6, 2024

Indikator Kinerja Puskesmas Program DBD tahun 2024


Indikator Kinerja Program DBD tahun 2024 adalah sebagai berikut:

1. IR (Insiden Rate)/ Angka Kesakitan <10/100 ribu penduduk

2. CFR (Case Fatality Rate)/ Angka Kematian (<2%)

3. ABJ (Angka Bebas Jentik) > 95%

 

Permenkes Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 di dalamnya terdapat perubahan target Insiden Rate DBD adalah menjadi <10/100 ribu penduduk. Maka Kabupaten Tegal harus mengikuti target tersebut sebagai Indikator Kinerja Program DBD di Puskesmas.

Tuesday, January 30, 2024

Target Kinerja Program Kusta 2024

    Tahun 2024 ini kita punya beberapa target dalam program kusta, di antaranya adalah:

1. CDR (Case Detection Rate) Angka temuan kasus baru
CDR kasus baru kusta yang ditetapkan dalam renstra kabupaten Tegal tahun 2024 adalah 11 per 100.000 penduduk. Jika estimasi jumlah penduduk menurut Pusdatin adalah 1.674.803, maka kab. Tegal harus menemukan 186 kasus baru di tahun 2024.


  
Untuk target penemuan kasus baru setiap puskesmasnya di tahun 2024 ini, maka perhitungannya adalah berapa rata-rata penemuan kasus kusta baru puskesmas tersebut dalam 5 tahun terakhir, lalu dihitung secara proporsional untuk target 186 penderita baru se Kab. Tegal tersebut.
    
Misalkan Puskesmas Pagiyanten:
Rata-rata temuan dalam 5 tahun terakhir: 31 pasien.
Maka 31 dibagi 179,6, lalu dikalikan 186, hasilnya adalah 32.1, dibulatkan menjadi 32.

2. Proporsi Kasus Baru Tanpa Cacat >90%.
Ini adalah parameter baru dalam program kusta, menggantikan parameter yang lama yaitu proporsi Cacat tingkat 2 dari kasus kusta baru. Proporsi kasus baru tanpa cacat di sini artinya adalah tanpa cacat sama sekali, baik tingkat 1 maupun tingkat 2.

3. Proporsi Kusta pada anak. Target < 5%
Ini adalah parameter lama dengan indikator yang sama.

4. RFT rate (Angka kepatuhan berobat) Target > 90 %
RFT Rate masih menekankan kita harus menekan default/drop out. RFT rate total untuk PB dan MB adalah harus lebih dari 90%.

Wednesday, January 10, 2024

7 Desa Endemis Kusta Di Kabupaten Tegal

Desa endemis kusta adalah wilayah dalam batas geografi administrasi desa yang di dalamnya terdapat infeksi yang terjadi secara terus menerus di tingkat dasar tanpa masukan dari faktor eksternal. Artinya kasus tersebut bukan karena import dari luar wilayah tersebut. 


Suatu desa endemis kuta sangat memungkinkan akan terjadi penularan dan munculnya kasus kusta baru di desa tersebut di periode berikutnya. Maka endemisitas suatu desa menggambarkan bagaimana potensial pemutusan rantai penularan kusta.

Ada 3 kriteria desa endemis kusta :
1. Ditemukan kasus kusta baru setiap tahunnya dalam 5 tahun terahir
2. Ditemukan kasus kusta dengan cacat tk 2 dalam 5 th terakhir
3. Ditemukan kasus kusta pada anak dalam 5 thn terakhir

Dengan kriteria tersebut, ada 7 desa endemis kusta per akhir 2023 di kabupaten Tegal, yaitu: 
1. wilayah Puskesmas Adiwerna: ds. Pesarean, ds. Pagedangan
2. wilayah Puskesmas Jatibogor: ds. Gembong dadi, ds. Jatibogor
3. wilayah Puskesmas Margasari: ds. Kalisalak
4. wilayah Puskesmas Pagiyanten: ds. Pedeslohor, ds. Lumingser 

Tuesday, January 9, 2024

Endemisitas DBD tahun 2023

 

Endemisitas Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Puskesmas Kabupaten Tegal pada tahun 2023 menunjukkan tren yang hampir sama dengan tahun sebelumnya. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan di tahun sebelum nya harus di evaluasi. Dan dapat diperlukan sinergi antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan komunitas dalam melawan endemisitas DBD yang terus meluas di Provinsi Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Tegal.

Pada tahun 2023, pola endemisitas DBD di Kabupaten Tegal masih berlanjut, dengan 26 dari 29 puskesmas tercatat sebagai endemis, seiring dengan situasi pada tahun 2022. Analisis data kasus selama tiga tahun terakhir (2021-2023) menunjukkan perlunya evaluasi mendalam terhadap program pencegahan dan penanggulangan yang telah diterapkan oleh pemerintah daerah.

Konsistensi data antara tahun 2022 dan 2023 menekankan urgensi tindakan efektif untuk menghadapi peningkatan kasus DBD dan mengurangi dampaknya secara menyeluruh di masa yang akan datang. Pemetaan desa-desa ke dalam kategori endemis, sporadis, dan potensial juga membantu dalam mengidentifikasi wilayah yang memerlukan perhatian khusus.


Berdasarkan pada grafik endemisitas DBD. Pada tahun 2021, tingkat endemisitas mencapai 41 dan meningkat menjadi 50 pada tahun 2022, namun mengalami penurunan menjadi 46 pada tahun 2023. Meskipun fluktuasi terjadi, tingkat endemisitas tetap relatif tinggi, menunjukkan adanya risiko dan prevalensi DBD yang perlu menjadi perhatian dalam konteks kesehatan masyarakat. Di sisi lain, sporadisitas DBD menunjukkan fluktuasi yang lebih kecil dari tahun 2021 hingga 2023, dengan nilai mulai dari 173 pada tahun 2021, naik menjadi 171 pada tahun 2022, dan mengalami kenaikan lagi menjadi 180 pada tahun 2023. Meskipun terdapat variasi, angka sporadisitas cenderung tetap dalam kisaran yang serupa, menandakan bahwa kasus sporadis DBD tidak mengalami perubahan drastis selama periode tersebut. Terakhir, potensialitas DBD mengalami penurunan signifikan dari 73 pada tahun 2021 menjadi 66 pada tahun 2022, dan tetap relatif rendah pada tahun 2023 dengan nilai 61. Penurunan potensialitas DBD dapat diartikan ketidak efektifan dalam melakukan program yang di jalan kan di tahun 2023, sehingga perlu di adakan nya evaluasi program dalam pencegahan dan penanggulangan DBD di Kabupaten Tegal.

Pentingnya evaluasi yang efektif karena kesamaan data antara tahun 2022 dan 2023. Perlunya tindakan evaluasi ini diperkuat untuk menghadapi lonjakan kasus DBD dan mengurangi dampaknya secara menyeluruh. Pemetaan desa ke dalam kategori endemis, sporadis, dan potensial memberikan dasar untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang memerlukan perhatian khusus. 

Oleh karena itu, pendekatan strategis dan tindakan pencegahan yang terfokus dapat diimplementasikan untuk mengatasi perubahan pola penyebaran penyakit ini dan melindungi masyarakat dari risiko DBD di masa yang akan datang. (faishal/unnes)

Data Desa Endemis DBD tahun 2023:

1. Wilayah Puskesmas Kramat: desa Dinuk
2. Wilayah Puskesmas Bangun Galih: desa Kertayasa
3. Wilayah Puskesmas Adiwerna: desa Adiwerna
4. Wilayah Puskesmas PagiYanten: desa Penarukan
5. Wilayah Puskesmas DukuhTuri: desa Pagongan, desa Pengabean, desa Kupu
6. Wilayah Puskesmas Kaladawa: desa Pacul
7. Wilayah Puskesmas Tarub: desa Jatirawa, desa Setu, desa Karangmangu, desa Brekat, desa Bulakwaru, desa Tarub
8. Wilayah Puskesmas Slawi: desa Kalisapu, desa Dukuhsalam, desa Slawi Kulon, desa Slawi Wetan, desa Procot, desa Kudaile
9. Wilayah Puskesmas DukuhWaru: desa Slarang Lor, desa Blubuk, desa Gumayun, desa Pedagangan, desa Kalisoka, desa Dukuhwaru
10. Wilayah Puskesmas Lebaksiu: desa Lebaksiu Kidul
11. Wilayah Puskesmas Kambangan: desa Tegal Andong, desa Pendawa
12. Wilayah Puskesmas Pangkah: desa Pangkah, desa Rancawiru
13. Wilayah Puskesmas Penusupan: desa Depok, desa Kendal Serut
14. Wilayah Puskesmas Kd. Banteng: desa Karang Anyar
15. Wilayah Puskesmas Balapulang: desa Bl Kulon, desa Bl Wetan
16. Wilayah Puskesmas Margasari: desa Margasari, desa Jatilaba, desa Karangdawa, desa Jembayat, desa Marga Ayu
17. Wilayah Puskesmas Kesambi: desa Kaligayam
18. Wilayah Puskesmas Pagerbarang: desa Rajegwesi, desa Randusari
19. Wilayah Puskesmas Bojong: desa Rembul, desa Bojong

Endemisitas DBD tahun 2022

Demam Berdarah Dengue (DBD) terus menjadi permasalahan kesehatan yang mendesak di Provinsi Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Tegal. Dengan laporan kasus DBD yang terus muncul setiap tahunnya, menjadi suatu keharusan untuk memahami endemisitas penyakit ini, serta mengambil langkah-langkah strategis untuk menanggulanginya.


Analisis edemisitas Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat dilakukan dengan memperinci data kasus selama tiga tahun terakhir, yakni dari 2020 hingga 2022. Tahapan ini melibatkan pengelompokan desa-desa di wilayah kerja setiap puskesmas di Kabupaten Tegal ke dalam tiga kategori utama, yaitu endemis, sporadis, dan potensial. Laporan kasus DBD tahun 2022 menunjukkan tidak ada perubahan yang signifikan dalam jumlah kasus dari tahun 2020 sampai 2022. Dari total 29 puskesmas yang tersebar di wilayah tersebut, sebanyak 26 di antaranya tergolong sebagai wilayah endemis DBD. 

Perlu dicatat bahwa edemisitas yang melibatkan sebagian besar puskesmas memerlukan tindakan darurat dalam pencegahan dan pengendalian. Oleh karena itu, upaya penguatan dalam hal pemantauan, penanganan kasus, dan edukasi masyarakat perlu ditingkatkan di wilayah tersebut. Koordinasi yang efektif antara puskesmas, pemerintah daerah, dan komunitas lokal menjadi sangat penting untuk mengatasi pelonjakan kasus DBD dan mengurangi dampaknya secara menyeluruh.


Berdasarkan data pada grafik di atas, endemisitas DBD dari tahun 2020 hingga 2022 menunjukkan tren yang menarik dalam perubahan tingkat penyebaran penyakit. Tingkat endemisitas meningkat secara signifikan dari 29 pada tahun 2020 menjadi 50 pada tahun 2022, menandakan peningkatan risiko dan prevalensi DBD dalam populasi di Kabupaten Tegal. Sementara itu, sporadisitas DBD menunjukkan fluktuasi yang relatif kecil, tetap stabil dari 174 pada tahun 2020 menjadi 171 pada tahun 2022, mengindikasikan bahwa kasus sporadis cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan. Di sisi lain, potensialitas DBD mengalami penurunan yang cukup konsisten dari 84 pada tahun 2020 menjadi 66 pada tahun 2022, mencerminkan tingkat keberhasilan yang kurang baik dari tahun sebelum nya.

Penting untuk mencatat bahwa jumlah desa endemis yang masih tergolong tinggi pada tahun 2022 mengindikasikan kebutuhan mendesak akan langkah-langkah preventif yang lebih efektif. Kondisi ini memerlukan perhatian intensif terutama di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi sebagai tempat berkembangnya kasus DBD. Perluasan wilayah yang rentan terhadap penyebaran penyakit ini memerlukan perencanaan strategis dan implementasi kebijakan yang lebih cermat. Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam melaksanakan program pencegahan dan kontrol DBD. Dengan demikian, langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak penyakit dan meminimalkan risiko penularannya di masa mendatang. (faishal/unnes)

Data Desa Endemis DBD tahun 2022:

1. Wilayah Puskesmas Kramat: desa Kertaharja, desa Dinuk, desa Munjung Agung
2. Wilayah Puskesmas Bangun Galih: desa Kramat, desa Kertayasa
3. Wilayah Puskesmas Suradadi: desa Surodadi
4. Wilayah Puskesmas Adiwerna: desa Adiwerna
5. Wilayah Puskesmas Pagiyanten: desa Penarukan
6. Wilayah Puskesmas DukuhTuri: desa Pepedan, desa Pekauman Kulon
7. Wilayah Puskesmas Talang: desa Pegirikan
8. Wilayah Puskesmas Tarub: desa Bulakwaru
9. Wilayah Puskesmas Slawi: desa Kalisapu, desa Dukuhsalam, desa Slawi Kulon, desa Slawi Wetan, desa Kagok, desa Procot, desa Kudaile
10. Wilayah Puskesmas Dukuh Waru: desa Slarang Lor, desa Pedagangan, desa Kalisoka, desa Dukuhwaru
11. Wilayah Puskesmas Lebaksiu: desa Lebaksiu Kidul, desa Lebaksiu Lor, desa Timbangrejo
12. Wilayah Puskesmas Kambangan: desa Tegal Andong, desa Pendawa
13. Wilayah Puskesmas Pangkah: desa Pangkah, desa Pecabean, desa Rancawiru
14. Wilayah Puskesmas Penusupan: desa Bogares Kidul, desa Depok, desa Penusupan, desa Kendal Serut
15. Wilayah Puskesmas Kd. Banteng: desa Karang Anyar
16. Wilayah Puskesmas Balapulang: desa Balapulang Kulon, desa Balapulang Wetan
17. Wilayah Puskesmas Kalibakung: desa Karang Jambu
18. Wilayah Puskesmas Margasari: desa Margasari, desa Jatilaba, desa Karangdawa, desa Jembayat, desa Marga Ayu
19. Wilayah Puskesmas Kesambi: desa Dukuhtengah, desa Prupuk Selatan
20. Wilayah Puskesmas Pagerbarang: desa Rajegwesi, desa Randusari
21. Wilayah Puskesmas Bojong: desa Rembul, desa Bojong