Bisakah 2019 Kab. Tegal Eliminasi? apa indikator prosesnya? bagaimana cara mengontrolnya?
Sesuatu yang tidak bisa diukur, cenderung kita abaikan dan pada akhirnya lepas dari kontrol. Bagaimana sebuah program, keinginan, cita-cita, target, tujuan akan tercapai? baik jangka pendek maupun jangka panjang? tentunya butuh sebuah ilmu monitoring.
Sebenarnya ini ilmu mudah, sederhana, simple steps. Bahkan, sebenarnya segala pencapaian besarpun bisa berawal dari sebuah langkah sederhana ini. Layaknya orang yang ingin turun berat badannya, hanya perlu 3 langkah sederhana, (three Simple steps):
1. Sediakan timbangan berat badan
2. Kurangi makan 20% dari biasanya
3. Tambah gerak 20% dari biasanya.
Jika tidak ada timbangan, anda akan luput dari kontrol. Lalu dimanakah sebaiknya letak timbangan agar kita bisa terus mengukurnya? Sediakan saja antara kamar tidur Anda dengan kamar mandi. That's Simple step pertama. Banyak orang takut dengan timbangan karna tidak ingin mengetahui berat badannya, frustasi, stres karna sulitnya menurunkan berat badan. Namun itu naif, bagaimana mungkin tujuan diet akan tercapai jika tidak ada ukurannya?
Lalu, Bagaimana caranya mengurangi makan? apakah harus puasa setiap hari? apakah harus menggunakan suplemen tertentu yang membuat kita merasa kenyang? apa perlu pengurangan lemak dengan suplemen tertentu?
Tidak!, kurangi makan secara rutin secara sadar Anda kurangi 20% saja dari biasanya. Yang tadinya makan sepiring penuh, kurangi seperlimanya, perbanyak minumnya, selesai. That's Simple step kedua! tidak perlu kita mengurangi makan dengan drastisnya, otak bawah sadar kita akan menuntut 'balas dendam' dengan makan banyak kembali nantinya.
Lalu, simple step ketiga adalah memperbanyak energi yang dikeluarkan, gerak, aktivitas ditambah 20% saja dari biasanya. Tidak perlu melakukan olahraga ekstra berat untuk dapat menurunkan berat badan. Cukup dengan memarkir kendaraan agak jauh dari tempat yang Anda tuju, cukup dengan jalan melalui tangga menggantikan lift di kantor Anda, itu cukup menambah aktivitas.
Dari one, two, three itu saja, dijamin langsing!, yang penting Anda fokus saja dulu sama tiga simple steps itu dulu.
Sama dengan target pribadi Anda yang lain, Anda ingin apa? Target kantor? program? Eliminasi kusta tahun 2019? Why not?
Monitoring ini sebuah ilmu yang sederhana, apa target Eliminasi kusta yang bisa diukur? yaitu prevalensi harus kurang dari 1, artinya jumlah pasien yang sedang berobat harus kurang dari 1 per 10.000 penduduk. Jelas targetnya.
Lalu bagaimana caranya untuk mencapai itu? Jika tahun 2018 ini kita tidak menambah temuan pasien baru apakah bisa membantu? Ya, bisa, pasti 2019 eliminasi kusta tercapai, namun itu juga naif, karena tahun berikutnya 2020 dan seterusnya bisa terjadi akumulasi pasien yang seharusnya ditemukan sekarang, menggunung terlambat terdeteksi, yang berakibat, yaitu:
1. Dicabut kembali status eliminasi kusta 2019
2. Angka cacat tk. II akan naik karna terlambat terdeteksi
3. Angka kusta pada anak akan tinggi karna penderita dewasa sudah terlanjur menularkan ke anak
Tentunya bukan demikian yang ingin kita capai.
Apa yang harus dilakukan agar 2019 benar-benar eliminasi kusta? pada intinya menemukan pasien sebanyak banyaknya dan mengobati mereka sampai sembuh, maka otomatis prevalensi kita akan turun. It takes three simple steps diatas, ayo terapkan, yaitu:
1. Temukan penderita kusta baru
2. Obati penderita sampai tuntas
3. Monitor dan laporkan indikator prosesnya
Langkah pertama, temukan penderita baru. Bagaimana cara memonitornya? apa indikatornya? apa goalnya? Coba jawab dulu pertanyaan berikut ini:
1. Berapa target penemuan kusta di Puskesmas Anda tahun 2018 ini?
2. Sudah berapa pasien baru yang Anda temukan? kurangnya berapa? lalu,
3. Per bulan harus menemukan berapa pasien baru?
Jika kita secara rutin melakukan monitoring ini, kita jelas sudah sampai dimana langkah kita untuk menuju impian yang kita inginkan yaitu prevalensi. Coba amati, lakukan tiap minggu sudah berapa pencapaian kita itu. Jika minggu ini belum bertambah pasien baru, lakukan pemeriksaan kontak erat, siapa saja pasien yang belum dikunjungi? coba lihat pasien lama yang ditemukan 2012- 2015, atau siapa pasien baru yang belum dikunjungi?
Kunjungi mereka, sediakan waktu 1 hari dalam sepekan untuk mengunjungi mereka. Lakukan.
Langkah kedua, Obati penderita sampai tuntas, lihat buku monitoring, adakah yang putus obat? adakah yang sdh masuk jadwal kontrol namun belum datang? jika ada, hubungi kontak person mereka. Tentunya Anda harus mempunyai kontak personnya. Jika tidak punya nomor Hp yang bisa dihubungi, apa yang akan Anda lakukan? surat? melalui bidan desa? pamong desa? Jika tidak datang, apa yang akan Anda lakukan? kunjungi rumahnya.
Lantas, siapa saja yang sudah mengambil obat? apakah anda selalu menulisnya dibuku monitoring? buku penderita? kartu berobat?
Siapa saja yang sudah selesai berobat? Sudahkah Anda catat status pengobatan terakhirnya di buku monitoring? RFT kah? Defaultkah?
Siapa saja yang mengalami reaksi, apakah sudah anda beri pertolongan sesuai tatalaksana? apakah sudah anda catat di semua dokumen?
Kesalahan dalam pencatatan ini akan berakibat naiknya angka prevalensi, beberapa kali kita temukan pasien sudah diobati namun karna tidak ditandai status pengobatan terakhirnya maka dianggap pasien tersebut masih berobat. Maka jangan heran jika angka prevalensi kita masih tinggi.
Langkah ketiga, Monitor dan Laporkan proses ini. Buat papan monitor, jika tidak memungkinkan, buat kertas tabel, mingguan, yang memuat:
1. Apakah minggu ini anda sudah menemukan pasien baru sesuai target?
2. Apakah minggu ini Anda sudah melakukan pemeriksaan kontak erat pasien baru?
3. Apakah minggu ini Anda sudah melakukan pemeriksaan kontak erat pasien lama?
4. Apakah minggu ini Anda sudah memeriksa siapa saja yang seharusnya kontrol mengambil obat?
5. Apakah minggu ini ada kegiatan pemeriksaan aktif kusta seperti Intensif Case Finding? Rapid Village Survey? pemeriksaan anak sekolah?
Kasih tanda centang (v), kasih tanda wajah lingkaran senyum, jika Anda dalam 1 bulan berturut turut melakukan proses itu. Jika Anda gagal, kasih tanda lingkaran wajah sedih. Kenapa harus demikian? Karena itu adalah reward and punishment dalam sistem monitoring yang akan lebih menguatkan langkah Anda. Otak manusia hanya mencari nikmat dan menghindari sengsara, maka perlu reward anda punishment meskipun itu hanya sederhana berbentuk gambar wajah senyum dan wajah sedih.
Dan langkah ampuh berikutnya adalah secara kontinyu, seminggu sekali, laporkan tabel/ papan monitoring itu, ke teman anda, ke atasan anda, ke group WhatsApp programer kusta, atau lainnya. Percaya atau tidak, monitoring yang dilaporkan ke orang lain, atau publik akan menghasilkan suatu tanggung jawab yang beda dalam kinerja. Laporkan ke atasan anda, minta tanda tangan bahwa laporan anda telah diketahui, meskipun dia tidak memintanya.
Tiga Simple steps ini akan mengarahkan anda baik goal yang besar dipecah menjadi goal goal jangka pendek, mengarahkan langkah anda menuju target Eliminasi kusta 2019. Demikian, pasti bermanfaat! Salam karya. (28/7)
ditulis oleh: Bagus Johan Maulana, SKM
Sumber: Berbagai buku dan Audio book tentang manajemen
No comments:
Post a Comment