Demam
Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit tular vektor yang menyebar dengan cepat dan
dapat menyebabkan kematian. Perubahan cuaca dan perubahan iklim secara tidak
langsung mempengaruhi kejadian demam berdarah dengue. Kesesuaian elemen cuaca
seperti curah hujan, suhu udara dan kelembapan udara dengan habitat nyamuk
Aedes aegypti dapat meningkatkan risiko terjadinya kasus DBD di suatu daerah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara variabilitas
cuaca dan kejadian DBD di Kabupaten Tegal tahun 2012-2018. Desain penelitian
ini adalah ecological study atau peneitian dengan unit analisis tingkat
populasi. Data di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan menggunakan
uji korelasi (spearman) untuk mengkorelasikan hasil indeks moran pada
variabilitas cuaca dengan morbiditas demam berdarah. Hasil analisis variabilitas
cuaca yaitu curah hujan (p = 0,879; r = 0,071), suhu udara (p = 0,023; r =
-0,821) dan kelembapan udara (p = 0,879; r = -0,071). Variabel yang menjadi
faktor risiko dalam kejadian DBD di Kabupaten Tegal adalah suhu udara.
Kabupaten Tegal memiliki kondisi variabilitas cuaca yang berpotensi
meningkatkan peluang terjadinya DBD sehingga diharapkan adanya upaya seperti
mitigasi untuk menahan laju perubahan iklim, dan adaptasi dalam menghadapi
dampak yang akan terjadi terutama terkait dengan pemberantasan DBD.
Artikel ilmiah oleh:
Fitra Tresna Asih Arieskha,
Mursid Rahardjo , Tri Joko
Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas
Diponegoro, Jalan Prof. Soedarto,
SH Tembalang, Semarang, 50275
No comments:
Post a Comment